Monday, May 9, 2011

Fazlul Rahman

Pendahuluan


Para pemikir muslim saat ini telah banyak menyumbangkan pemikiran-pemikirannya terutama dalam hal perjuangan dalam mengembangkan agama Islam. Dan dengan adanya pemikiran-pemikiran tersebut, maka para intelektual muslim semakin hari akan semakin bertambah seiring dengan adanya perluasan-perluasan ilmu pengetahuan yang mereka ciptakan sesuai dengan kemajuan ilmu-ilmu yang ada di dunia ini. Seperti halnya para pemikir-pemikir lainnya, fazlul rahman pula merupakan salah satu dari para pemikir-pemikir Islam yang ada di masa tersebut. Dan kiprahnya di dalam pengembangan pemikiran serta ilmu-ilmu lainnya sangat membantu dalam meningkatkan mutu ilmu pengetahuan Islam agar terciptanya suatu jendela keilmuan Islam yang pada nantinya akan dapat di manfaatkan oleh generasi-generasi selanjutnya.


Biografi Fazlul Rahman


Fazlul Rahman Malik(Rahman) ini lahir pada tanggal 21 setember 1919 di wilayah anak benua Indo-Pakistan, atau yang sekarang lebih di kenal dengan barat laut Pakistan1. Dan perlu di ketahui pula wilayah ini telah banyak melahirkan beberapa ilmuan-ilmuan penting lainnya seperti: Muhammad Iqbal, Sir ali, dan Ahmad Khan. Rahman sendiri di besarkan dalam ruang lingkup keluarga yang taat beragama, serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, baik itu yang bersifat wajib maupun yang bersifat sunnah. Ayahnya pun tak henti-hentinya mengajarkan pelajaran agama yang baik terhadap Rahman, sehingga tak heran pada usia sepuluh tahun ia dapat menghatamkan qur’an dengan cara menghafalnya. Serta yang tak kalah pentingnya, ia di besarkan dengan sebuah keluarga dengan mazhab hanafi, yang mana mazhab ini lebih mengutamakan rasio (ra’yu) dari pada mazhab Sunni lainnya.
Sepak terjang pendidikan rahman pun berfariasi, di mulai pada tahun 1933 yang mana ia meneruskan studinya ke Lahore dan selesai pada tahun 1940,kemudian dalam studinya ini ia mempunyai gelar B.A dalam pendidikan bahasa Arab di Punjab.kemudian setelah itu, Rahman meneruskan studinya di tahun yang sama pada kala itu. Kemudian, pada tahun 1946, Rahman pula berangkat ke Oxford University untuk melanjutkan studinya di bawah bimbingan Prof.S Van Den Berg & H.A.R Grips. Dan hasilnya, ia pun dapat lulus pada tahun 1949 dengan Desertasi tentang Ibnu Sina.2 Kemudian setelah lulus pada tahun 1949, Rahman tak pulang ke negrinya, Pakistan. Namun ia mengajar di Oxford University selama beberapa tahun hingga ia menulis karyanya dengan judul Prophecy in Islam.
Kemudian pada era 1960-an, Fazlul Rahman pulang ke negrinya,Pakistan lalu ia menjabat sebagai Ketua Lembaga Riset Islam pada masa itu, kepulangannya ke negrinya tersebut atas permintaan oleh Ayyub Khan. Akan tetapi kepemimpinan Fazlul Rahman dalam memimpin kelembagaan Riset itu banyak menemukan kendala-kendala atau kesulitan-kesulitan. Sebagai contohnya: ada beberapa-beberapa ide yang di berikan oleh Rahman yang tidak di sepakati oleh para alim ulama pada waktu itu di karenakan ide-idenya tersebut mengandung unsur Barat dan tidak sesuai dengan pola fikir ulama pada masa itu, hingga akhirnya Fazlul Rahman pindah ke Amerika untuk menetap di sana. Kemudian di Amerika Rahman menetap di University Of California dan langsung di angkat menjadi Guru Besar di sana. Dan dari sini pula Rahman mengembangkan karya-karyanya seperti mengajar Ilmu Tasawwuf, Pemahaman Al-qur’an, Ahlaq, dan yang lainnya.
Dan pada era 80-an, kondisi Rahman, mulai terganggu. Hal ini di sebabkan karena Rahman mengidap penyakit kencing manis & jantung. Akan tetapi keinginannya untuk menulis tetap besar pada masa itu, hingga akhirnya pada tanggal 26 juli 1988 Fazlul Rahman menghembuskan nafas yang terakhir kalinya di Rumah Sakit Chicago Amerika Serikat dalam usia 69 tahun.3


Pemikiran Fazlul Rahman


Adapun dalam pemikiran-pemikiran Fazlul Rahman, terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
1.Periode Pembentukan
2.Periode Perkembangan
3.Periode Pematangan
Periode Pembentukan.
Dalam periode Pembentukan ini, Rahman menulis 3 karyanya, yaitu:
Avecinna’s Psycology, Avicinna De anima Being The Pscicological Part Of Kitab al-Shifa,Prophecy in Islam: Philosophi & Orthodoxy.
Dalam pembentukan karya-karya ini,Rahman mempunyai alasan-alasan khusus, yaitu terdapat rasa prihatin & kekecewaannya terhadap para ilmuan muslim yang kurang berminat terhadap doktrin-doktrin kenabian. Hal ini dapat di lihat mengenai isi buku yang terdapat di dalam judul Aveccina’s psychology. Dan dalam buku ini berisikan mengenai doktrin intelektual yang di bahas oleh Al-farabi & Ibnu Sina. Serta di dalam buku ini di tuliskan mengenai pandangan kedua filosof ini tentang wahyu-wahyu kenabian pada tingkat intelektualitas. Dan di jelaskan pula oleh keduanya tentang doktrin mukjizat & doa, serta konsep dakwah & syari’ah menurut keduanya.


Periode perkembangan


Dalam periode ini pula fazlul rahman menuliskan karya-karyanya, antara lain Islamic Metodology in History, dan Islamic Studies. Dalam Islamic methodology & history ini Rahman mengemukakan tentang konsep sunnah, Ijma’, & ijtihad pada kaum muslim. Serta dalam buku tersebut di jelaskan bahwasanya dalam perjalanan sejarah telah terjadi pergeseran otoritas sunnah nabi menjadi sunnah yang hidup dan akhirnya menjadi hadist. Kemudian dalam buku Islamic studies tersebut, bersikan mengenai perkembangan Islam hingga abad ke-14. Dan saran-saran agar perkembangan Islam semakin baik dari hari-ke hari.


Periode Pematangan


Dalam periode ini pula terdapat karya-karya Fazlul rahman, antara lain:
Philosophy Of Mulla Sadra Shirazi. Isi dalam buku ini antara lain merupakan sanggahan bahwasanya filsafat Islam telah mati & di serang oleh Al-ghazali.
Major Themes of Qur’an. Isi dalam buku ini ialah mengenai 8 pokok tema Al-qur’an, yaitu: Tuhan, manusia, alam semesta, kenabian & wahyu, setan, kejahatan, dan lahirnya masyarakat muslim.4
Islam and Modernity: Transformation of an Intelektual Tradition. Dalam buku ini di tuliskan mengenai pendidikan Islam dalam konsep sejarah Al-qur’an. Dan al-qur’an sendiri sebagai kriteruim penilainya.5
Health and Medicine in Islamic Tradition. Isi dari buku ini ialah bahwasanya islam sebagai suatu ajaran agama untuk mengobati manusia, dalam hal ini di jelaskan pula bahwasanya agama Islam menunjukkan adanya sebuah petunjuk untuk pengobatan dalam jiwa manusia. Tentunya dengan di dasari oleh teks-teks Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad S.A.W


Epistemologi & Metodologi Pemikiran Fazlul Rahman


Epistemology yang di paparkan oleh fazlul rahman ini lebih berorientasi pada pengetahuan, yang mana pengetahuan menurut Rahman, merupakan suatu proses seseorang yang semula tak tau menjadi tau akan sesuatu tersebut. Dan pengatahuan tersebut lebih dapat di peroleh dari proses learning, thinking, atau experience. Kemudian, menurut fazlul rahman pengetahuan di bagi menjadi tiga macam, antara lain: pengetahuan yang di peroleh dari sebuah observasi, Pengetahuan yang akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, serta pengetahuan yang mempunyai satu kesatuan. Perlu di ketahui pula, pegetahuan pun mempunyai beberapa sumber-sumber menurut Fazlul Rahman, yaitu: Alam, Manusia,serta sejarah. Yang mana dalam mengkaji sebuah ilmu pengetahuan, di perlukan beberapa pokok-pokok atau tahapan-tahapan tertentu, dengan harapan agar usaha untuk mengkaji sebuah penetahuan dapat mendapatkan hasil yang maksimal


Selain Epistemologi, rahman pula membagi metodologinya dalam beberapa macam:
1.Metode Kritik Sejarah
2.Metode Penafsiran Sistematis
3.Metode Gerakan Ganda




Metode Kritik Sejarah


Dalam Persfektif ini, fazlul rahman mengambil langkah yaitu metode kritik sejarah. Dan banyak pula ilmuan-ilmuan terdahulu yang menggunakan metode ini, seperti halnya: William Montgomory Watt. Dan William ini mengambil metode ini di karenakan ingin mengambil nilai-nilai objektif dari sejarah tersebut serta mencari nilai-nilai tertentu yang berada di dalamnya. Kemudian dalam hal ini Fazlul rahman menegaskan bahwasanya metode ini merupakan pengungkapan nilai-nilai data yang terkandung dalam sejumlah data sejarah, bukan peristiwa sejarah itu sendiri.
Metode Penafsiran Sistematis
Fazlul Rahman pula membagi metode ini menjadi 3 bagian6,
Pertama: pendekatan segi historis ayat alqur’an yang di sesuaikan dengan perjuangan nabi
Kedua : membedakan ketetapan legal & tujuan Al-qur’an
Ketiga : membedakan & memaknakan Al-qur’an sesuai dengan maksud sosiologisnya.
Maka dengan adanya tiga cara tersebut Rahman mengatakan bahwasanya konteks Al-qur’an harus di sesuaikan pula dengan segi sosiologis seseorang pula dalam memahaminya. Hal ini di maksudkan agar tidak adanya sebuah kekeliruan yang terjadi dalam memahami sebuah ayat Al-qur’an. Dengan demikian, maka jika adanya pendekatan sosiologi antara ayat Qur’an dengan manusia, maka akan terjadinya suatu pemahaman yang sejalan antara FIrman Allah dengan pemikiran manusia itu sendiri.


Metode Gerakan Ganda


Yang di terapkan dalam pemahaman Rahman ialah bagaimana mengaplisasikan persoalan di masa sekarang kemudian lalu berkaca pada Al-qur’an di turunkan lalu di tarik kembali pada situasi zaman sekarang. Maka tak Jarang gerakan ini di sebut dengan “Double Movement”, yang artinya suatu gerakan ganda. Kemudian, jika kita melihat sejenak berbagai kejadian-kejadian di masa sekarang tentunya akan menemukan solusinya di dalam ajaran Al-qur’an. Akan tetapi hal ini harus di maknai secara mendalam. Agar dalam pemahaman Al-qur’an natinya akan menemukan jalan keluar sebagaimana yang di harapkan. Serta dalam metodologi ganda pula selain menemukan penjelasan Al-qur’an terhadap penyelesaian suatu masalah, maka di butuhkan pula alur pemikiran yang searah, hal ini di maksudkan agar persoalan-persoalan yang hadir di masa modern dapat di akumulasikan pada konteks ayat Al-qur’an yang ada.


Contoh Penafsiran Fazlul Rahman


Dalam hal ini terdapat contoh penafsiran fazlul rahman dalam mengapliasasi berbagai topiknya, yaitu Iman & Islam.
Iman sendiri menurut rahman ialah: percaya/belief, atau mempercayai. Sedangkan kata iman berasal dari kata “amana” yang mempunyai arti yaitu: merasa aman dalam diri sendiri. Dalam konteks ini kata iman disamakan dengan kata “mutmain”. Yaitu merasa lega & puas dalam dirinya sendiri. Hal ini dapat dilihat di dalam surah An-nahl ayat 112, yang berbunyi:




(112). Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Dan selain dari ayat tersebut, Iman juga dapat di artikan sebagai aman dari bahaya. Sebagaimana yang di jelaskan oleh surah An-nisa:83 yang artinya; Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
Hal inilah yang menjadikan kata Iman menjadi aman, atau terhindar dari segala sesuatu yang berbahaya, dan dengan analisis diatas, bahwasanya fazlul rahman mengatakan bahwasanya rasa iman biasanya akan muncul dalam jiwa manusia jika di dalam hatinya telah tercipta suasana aman & damai. Maka setelah melihat konsep diatas, maka Rahman membagi jenis keimanan manjadi 2 macam:
1.Iman merupakan suatu hal yang tak tergoyahkan dalam jiwa manusia. Ia bahkan tidak sama dengan pengetahuan dan bahkan tidak membutuhkan ilmu pengetahuan. Dan alqur’an pula tidak menjamin jika seseorang yang mempunyai pengetahuan, belum tentu di dalam hatinya ia memperoleh keimanan. Dan jika ia belum mempunyai keimanan dalam hatinya, yang ada hanyalah ia akan selalu mengikuti hawa nafsunya yang selalu ingin mendapatkan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
2.Iman harus bermuara menjadi tindakan. Contohnya dengan melakukan amal shalih. Karena dengan melakukan amal shalih di sertai dengan tindakan, maka pada nantinya akan menjadikan hatinya menjadi tentram & terkontrol dalam melaksanakan segala sesuatunya.7
Kemudian, setelah menjelaskan Iman, rahman pula menjelaskan menjelaskan tentang arti dari Islam.
Islam menurut Fazlul Rahman merupakan asal kata dari kata”s-l-m” yang berarti merasa aman, utuh, dan tentram. Dan kata silm ada di dalam surah Al-baqarah:2 yang mempunyai arti damai. Sedangkan kata salam di dalam surah Az-zumar pula memiliki arti utuh. Maka secara garis besarnya, Islam mempunyai beragam makna, yaitu damai, utuh, dan tentram. Dan menurut Rahman, ada dua hal yang layak di perhatikan dalam Islam ini, antara lain:
1.Islam itu mempunyai hubungan khusus dengan Iman. Karena secara tidak langsung hubungan antara dua elemen ini saling bergantung antara satu dengan yang lain. Dan Rahman pula mengatakan bahwasanya konsep Iman & islam pada dasarnya ialah sama. Hal ini banyak di jelaskan dalam ayat-ayat qur’an, antara lain: Al-imran ayat 53, 54, Al-maidah ayat:11, serta surah Al-Qasas ayat 52 & 53.
2.Islam merupakan suatu pengejantawahan yang konkrit, dan teroganisasi dari Iman, melalui suatu komunitas normatif. Dengan kata lain, Islam merupakan eksresi dari Iman dan kemunitas muslim merupakan suatu bentuk yang terorgranisir dari ekspresi tersebut. Maka wajarlah jika suatu keimanan yang konkrit tanpa di sertai suatu komunitas merupakan hal yang mustahil. Dengan kata lain, jika keimanan itu muncul, haruslah di sertai dengan komunitas-komunitas yang sama dengan maksud & tujuannya pula, agar dapat membentuk suatu komunitas yang baik & mempunyai arah serta tujuan yang sama.
Maka,setelah melihat dari penjelasan diatas,akan terlihat bagaimana hubungan antara Iman & Islam layaknya suatu hubungan yang tak dapat di pisahkan antara satu dan lainnya. Karena hal ini sangat penting dalam menciptakan suatu hubungan ketaatan antara Sang Khalik dengan Hambanya. Serta, jika kedua elemen tersebut dapat di lakukan dengan penuh kesungguhan hati, akan membawa jiwa manusia dalam suatu rung lingkup yang taat & selalu menjalankan perintah Tuhan dengan Ihlas & ridha.


Kiprah Fazlul Rahman Dalam Pendidikan Islam di Indonesia


Pendidikan menurut Rahman merupakan suatu hal yang sangat penting, mengingat suatu keilmuan akan mengalami suatu perkembangan dengan cepat dan tentunya mengikuti pergerakan zaman tersebut. Kemudian dalam sektor pendidikan Islam, Rahman mengatakan bahwasanya sekolah-sekolah yang berbasis keislaman, harus di imbangi dengan keilmuan-keilmuan yang mencakup seluruh dimensi-dimensi. Baik itu yang mencakup ideology, maupun yang mencakup ilmu pengetahuan. Karena secara tidak langsung di antara dua ciri tersebut akan menjadikan kepribadian manusia akan selalu berfikir & menciptakan sesuatu pembaharuan.
Kemudian, selain itu pula Rahman mengatakan bahwasanya di zaman sekarang ini telah terjadi pemisahan Ilmu pengetahuan, yang mana ilmu agama(tradisional) telah terpisah jauh dengan ilmu modern(Sekunder). Jika kita berbalik sejenak pada pemikir-pemikir zaman dahulu hal seperti ini tidak ada, maka tak jarang pada masa-masa terdahulu seorang ilmuan yang basic intinya agama, iapun sanggup untuk mengerjakan matematika, kedokteran, ilmu astronomi(perbintangan), atau bahkan sosiologi. Akan tetapi jika kita kaitkan dengan realita yang ada, maka yang tampak hanyalah satu ilmuan dengan satu keahlian yang ia punyai semata. Yaitu basic profesinya itu sendiri.
Selain itu pula, Rahman menegaskan bahwasanya Perguruan Tinggi sangat berpengaruh dalam terciptanya generasi-generasi masa depan suatu Negara, maka peran Perguruan Tinggi disini pada nantinya akan menjadi batu loncatan bagi seluruh calon-calon pemikir-pemikir muda berbakat dalam mengeksplorasi ide-idenya dalam kemajuan suatu bangsa. Dan yang menjadi harapan oleh Rahman disini ialah dengan mengedepankan potensi-potensi yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi yang telah ada di Indonesia, khususnya Perguruan Tinggi Islam. Yang mana peran perguruan tinggi Islam ini pada nantinya akan memberikan solusi untuk berbagai problem yang telah dimiliki oleh manusia.
Serta yang tak kalah pentingnya disini, bahwasanya selama ini Perguruan Tinggi Islam banyak di kesampingkan kwalitasnya dari pada Perguruan Tinggi umum yang pada hakikaknya, ingin bersama-sama membangun bangsa agar menjadi bangsa yang maju. Dan hal ini lah yang menjadikan potensi perguruan tinggi islam menjadi lambat dan terkesan kurang mencapai targetnya. Padahal menurut Rahman sendiri bahwasanya suatu ilmu pengetahuan apabila tak di landasi dengan konsep keimanan, akan menjadi kacau dan tak terarah nantinya. Dan yang akan timbul nantinya ialah para pemikir-pemikir modern yang bebas mengeksperiment pemikirannya akan tetapi ia tak memikirkan adanya norma agama-agama atau peraturan agama yang membatasi pemikirannya tersebut.8
Dengan demikian, maksud dari pengembangan perguruan tinggi islam di Indonesia ini mempunyai suatu misi yaitu ingin menjadikan segala keilmuan modern menjadi lebih maju, akan tetapi proses tersebut di sisipkan ajaran-ajaran islam yang mempunyai suatu tujuan, yaitu menciptakan generasi-generasi kontemporer akan tetapi tetap mempunyai jiwa sebagai seorang muslim. Dan secara langsung pula, pada nantinya di dalam jiwa mahasiswa itu sendiri akan tercipta suatu watak-watak islami yang menjadikan dirinya berguna bagi dirinya sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Dan jika ia berhasil dalam menempuh cita-citanya, ia akan tetap menanamkan prinsip-prinsip islam dalam dirinya dan mengembangkannya sesuai dengan kemajuan ilmu-ilmu yang dimilikinya.Dengan demikian, maka secara keseluruhan, Fazlul Rahman mempunyai berbagai cara-cara untuk mengangkan kembali minat-minat pendidikan di Indonesia, antara lain:
  • Membangkitkan kembali ideology-ideologi pengetahuan dan meningkatkan mutu pembelajaran,
  • Menggabungkan antara keilmaun agama dengan keilmu umum menjadi satu, lantaran agar dapat menjadikan keduanya menjadi salah satu hal yang tak dapat di pisahkan dari kehidupan semata
  • Menyadari akan pentingnya bahasa, karena bahasa merupakan sarana terpenting di dalam ilmu pengetahuan, kemudian mengembangkannya menjadi alat komunikasi & alat pemblajaran sehari-hari
  • Membiasakan diri untuk tidak menghafalkan sesuatu, tetapi memahaminya. Yang mana dengan memahami suatu ilmu pengetahuan, akan memudahkan jiwa manusia untuk mengamalkannya dalam kesehariannya.






Kesimpulan


Dari segenap penjelasan diatas, maka Fazlul Rahman merupakan salah satu intelektual muslim yang banyak menyumbangkan buah pemikirannya demi kemajuan umat Islam dalam konteks zaman modern ini. Hal ini tampak dalam proses pemikirannya yang akumulatif & sistematis dalam menghadapi sebuah persoalan yang di hadapinya. Epistemiloginya pun patut di banggakan mengingat adanya observasi-observasi yang di lakukan Rahman dalam melakukan sebuah penelitian.
Selain itu pula,peran Fazlul Rahman dalam pendidikan sangat penting dalam upayanya demi mewujudkan generasi-generasi muslim yang berilmu tinggi. Namun, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam jiwa mereka. Agar posisi keilmuan yang di peroleh dalam suatu pengetahuan akan tetap berlandaskan iman, bukan berlandaskan ideology yang semata-mata hanya akan mengandalkan hawa nafsunya belaka.
Serta,dalam contoh penafsiran antara Iman & Islam pula, Rahman membedakan antara keduanya, yaitu Iman, yang mana mempunyai suatu makna yaitu, aman di dalam diri sendiri, dan Islam di maknakan dengan damai & utuh. Sehingga secara tidak langsung dua elemen ini tak dapat di pisahkan antara satu dan lainnya. Dan di ibaratkan dua pokok ini merupakan ‘’paket” untuk menjadi pribadi muslim yang utuh & tetap berlandaskan keimanan. Sehingga dalam pelaksanaan dalam kehidupannya nanti, akan menjadikan diri seorang muslim ini, kepribadian yang mempunyai intelektual tinggi namun, tetap berlandaskan keimanan & kecintaannya pada agamanya.












Daftar Pustaka


Alparslan Acikgenc,”The Thinker of Islamic Revilval and Reform:Fazlul Rahman Life and Thought(1919-1988) in Jurnal of Islamic Research,New York,1990
Deny Frederick Matewson,”The Legacy of Fazlul Rahman”, Vyonne Yazbeck Haddad,(ed),Oxford University Press,New York,1993
Mumtaz Ahmad,”In Memoriam Proffessor Fazlul Rahman”,The American Journal of Islamic Science,New York,1988
Rahman Fazlul ,Islam & Modernity,Transformation Of an Intellectual Tradition,The University of Chicago Press,Chihago,1982


Dr.sutrisno,Fazlul Rahman Dalam Kajian Terhadap Metode,Epistemologi,Dan System Pendidikan,Pustaka Pelajar,2005.