Tuesday, December 7, 2010

sejarah Perkembangan Orientalisme

Orientalisme, mempunyai misi-misi tertentu dalam melancarkan rencana-rencana untuk memplajari Islam secara menyeluruh. Yang mana di mulai dari masuknya mereka dalam berbagai perguruan islam serta memplajari segi keilmuannya.
Pada awalnya zaman keemasan islam terjadi pada abad ke-7 sampai ke 13 masehi. Dan disinilah muncul tentang tanggapan negative mengenai Islam.w mongomary watt pula mengatakan bahwa “ada citra standar” yang telah terbangun oleh para para teologi Kristen dan masyarakat eropa.
Kesan-itu mempunyai arti bahwa agama islam merupakan agama yang menganut kekerasan. Agama yang menyebarkan pedang sebagai alat untuk kekerasan. Sehinga pada saat itu umat Kristen sangat membenci umat islam. Anggapan ini mulai muncul di mana ekspansi umat islam meluas di wilayah Byzantium dan juga karena terbatasnya informasi mengenai Islam.

Pada fase kedua : Era perang salib.

Upaya pendekatan para orientalisme pada dunia islam makin dekat, ini terbukti setelah adanya perang salib, para ilmuan yang berasal dari eropa semakin banyak memplajari islam. Dikarenakan banyaknya sumber keilmuan yang berbahasa arab, maka para ilmuan pun berusaha untuk mengkaji lebih dalam mengenai bahasa arab, dengan upaya penyelidikan filologi berbahasa arab, ini terjadi pada abad 15-16 Masehi. Para tokoh tersebut adalah : Guillaume Postel pada tahun 1540-1581, Thomas Van Erpe pada tahun 1584-1624, Francis Van Ravelingen pada tahun 1539-1597, Jacob Golius pada tahun 1596-1667, dan George Sale di tahun 1697-1736. setelah para ilmuan-ilmuan ini menuntut keilmuan didirikanlah berbagai unversitas yang berkembang di berbagai Negara-negara.
Pada tahun 1539 di sourbonne, prancis talah didirikan pusat bahasa arab oleh College De France, serta pada tahun 1613 telah didirikan pula uneversitas yang sama yang bertempat di Belanda. Serta dalam selang beberapa tahun Oxford & Cambridge ini mendirikan sebuah kajian ketimuran. Dan akhirnya pada abad ke-18 terlihatnya tanda-tanda untuk mempelajari Islam (ketimuran) dalam berbagai sudut pandang yang memadai.


Pada fase ketiga : pada era kolonialisme serta imperalisme Eropa keseluruh dunia non barat, khususnya Islam.

Pada masa ini merupakan masa yang bisa di sebut sebagai pelengkap dari kedua masa sebelumnya, mengapa ? karena pada masa ini dunia timur bukan lagi menjadi pusat kajian keilmuan, tapi telah menjadi objek kekuasaan dan kesewenang-wenangan oleh bangsa yang lebih kuat dari yang lainnya. Disebabkan karena mereka lebih menguasai daripada bangsa aslinya. Dan yang menyebabkan ini semua adalah ide Evanjelisme. Yang mana ide evanjelisme ini menganut system”keinjilan” atau Gospel Kristen, yang mana segala dosa bisa di tebus dan di terima. Evanjelisme ini telah menciptakan konfrontasi antara Kristen Eropa dengan muslim pada kala itu dsalam skala lebih besar dari yang sebelumnya karena pertumbuhan Misionaris sangat teroganisasi dengan baik serta atas perluasan Eropa dengan wilayah-wilayah Muslim.
Pada abad ke-19 yaitu ketika kolonialisme mencapai titik puncaknya, terdapat dua penilaian terhadap Islam:


Pertama : Menganggap Islam sebagai mushy atau rival Kristen,
kedua : Menganggap Islam sebagai bentuk dari pencapaian akal serta upaya untuk
mengetahui serta menjerumuskan Tuhan & alam.


Serta terdapat tokoh-tokoh orientalis pada masa ini. Diantaranya :


1.Thomas Valphy French (1828-1891)
2.Sir Willyam Munir (1819-1905)
3.Riainhart Dozy (1820-1883)
4.Michelle Amari (1806-1893)
5.Ignaz Gholzhier (1850-1921)
6.Christian Snouck Hurghronje (1857-1936)
7.Carl Heinrich Bekker (1876-1933)
8.Duncan Black Mc.Donald (1892-1925) 19 note


Akan tetapi dari segenap orientalis yang sangat tidak menyukai Islam, terdapat pula kalangan orientalis yang menyukai Islam, di antaranya :
1.louis Masignon.
2.W. Monthgomery Watt,
3.Wc Smith
4.Hendri Corbin
5.Titus Bucrkhard.


Setelah perang dunia ke-II maka muncullah berbagai kajian-kajian ketimuran, serta pertumbuhan-pertumbuhan yang mempercepat tumbuhnya orientalisme sebagai obkjek akademis untuk di pelajari, para-para tokoh penyebab proses ini adalah:
1. Ira M Lapidus, dengan bukunya :A History of Islamic Societis (1988)
2. Bernard Lewis, dengan bukunya: The Islamic World (1989) dan The Political Language of Islam (1988)
3. Gustav Von Grunabeum, dengan bukunya : Modern Islam, Medivel Islam, Classic Islam. Selain itu pula terdapat tokoh-tokoh lain, seperti:
Clonde Cahen (1909), Philip K Hitti (1886-1974), Giorgio Levi Della Vida (1886-1967) 20 note




Pada perkembangan selanjutnya, orientalisme, bukan lagi objek yang mempunyai keyakinan sendiri bagi seluruh peneliti-penelitinya, akan tetapi dia telah berubah menjadi objek kajian yang terus menerus dilakukan. Ini yang menyebabkan tersebarnya metode-metode tentang orientalis pada kala itu
Selain itu pula datanglah berbagai kritikan-kritikan dari para ahli barat sendiri, yang mana mereka akan kurang menyukai dengan istilah orientalisme, bahkan mereka labih senang di sebut dengan istilah: Islamology atau Egypologi. Ini terjadi dimana saat itu orientalisme bukan menjadi kebanggaan di kala itu.
Menyusul itu pula mulai tumbuhnya unversitas-universitas muslim yang mempelajari tentang objek dari orientalisme itu sendiri. Serta menanamkan unsur-unsur ketimuran
dalam membaca maupun mengkaji budaya barat. Inilah yang di sebut dengan istilah Ilmu Oksidentalisme.


FAKTOR-FAKTOR PENDORONG ORIENTALISME


 1.Masuknya Kristenisasi.

Dengan berbagai cara pula kristenisasi masuk di kalangan orang-orang tak mampu. Yaitu karena minimnya biaya hidup, serta kurangnya kesejahtraan yang memadai menjadi salah satu penyebab mereka berpaling dari agama mereka sebelumnya. Seperti yang telah terjadi di belahan daerah-daerah yang tertinggal, merekapun setiap harinya mendapat berbagai suplai, baik itu berupa kebutuhan pokok, maupun yang bersifat primer atau perlengkapan.
Kristenisasi pula pada hakekatnya telah ada pada zaman penjajah dahulu. Yang mana pada awal kedatangan mereka di bumi Indonesia mereka bermaksud untuk bekerjasama dengan pemerintah pada kala itu, akan tetapi melihat potensi bangsa Indonesia yang kaya akan hasil bumi pada waktu itu maka belanda pun menjajah negri ini dengan kurun waktu yang lama.
Perlu di ketahui, pada masa orientalisme, para pendeta-pendeta dengan semangat memplajari Islam dari berbagai sisi. Sehingga peran mereka dalam menyebarkan pemikiran orientalisme berkembang cukup sempurna. Diantara mereka:
1.Jebert de oraliac (938-1003)
Seorang pendeta dari kebangsaan prancis yang belajar di andalusia dan belajar hal pengetahuan bahasa arab. Sehingga dia mengetahi betul menganai bahasa arab, ilmu Falaq, dan yang lainnya. Kemudian dia di angkat menjadi Paus pertama di prancis pada tahun 999-1003.
2.Dicuil, seorang pendeta Irlandia yang namanya terkenal pada tahun 1125 di karenakan menyelidiki Pyramida dan keislaman Mesir.
3.Pierre Le Venerable (1094-1156)
Seorang pendeta prancis yang pergi ke Andalusia untuk meneliti kebudayaan Islam, kemudian ia kembali ke negaranya dan menyusun buku untuk bertujuan menentang orang Islam dan Yahudi
1.Menjerumuskan umat islam dengan berbagai aliran yang menyesatkan.
Berbagai cara serta upaya para orientalis menjerumuskan umat muslim tentunya bisa kita kajiulang mengenai hal-hal tersebut. Salah satu contohnya dengan menebarkan berbagai aliran-aliran atau pemikiran-pemikiran yang telah di pelajari. Diantaranya adalah :


2.Matrealisme


Ciri-ciri ini merupakan suatu karakter yang mudah di jumpai di berbagai kalangan. Yang mana sebagian orang yang berkarakter seperti ini cedrung menyukai hal-hal yang bersifat kebendaan. Dan itu semua harus di dapatkan dengan waktu yang singkat. Dengan artian bahwa sekelompok orang yang seperti ini mempunyai faham kebendaan dalam fikiran mereka. Serta seperti apa yang di firmankan oleh Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 20-21
Yang artinya :
Ingat, bahkan kamu suka yang segera dan tinggalkan akherat.


Serta dalam surah Al-insan ayat 27
Yang artinya :
 Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).


Dalam kandungan kedua isi surat tersebut di jelaskan bahwa pada zaman sekarang ini berbagai cara dapat di lakukan agar terpenuhinya kebutuhan hidup, serta ada pula
yang menyegerakan sesuatu yang di inginkannya, maksud disini adalah cepatnya seseorang ingin mencapai suatu tujuan hidupnya (freedoom) tanpa memikirkan dampak-dampak setelah itu.
Hal seperti ini telah dapat di jumpai di sekitar kita. Bahkan bukan menjadi suatu hal yang biasa jika kita melihat seseorang dengan cepat mendadak naik kebutuhan hidupnya maupun status sosial yang di sandangnya. Padahal saat sebelumnya ia terlihat biasa-biasa saja.


1.Dorongan perniagaan.


Perdagangan sendiri menpunyai peranan cukup besar dalam sektor-sektor tertentu.apalagi mengenai negara-negara maju yang melempar usaha-usahanya di negara-negara timur. Yang mana negara-negara barat sendiri harus betul-betul mengetahui di mana letak kekurangan negri yang akan mereka lempar prusahaannya.
Dengan demikian, peluang usaha di dalam negri itu menjadi kecil, di karenakan kalah akan persaingan dengan negara barat. Maka upaya-upaya industri barat yang sudah merambat dengan mudahnya akan mematikan sektor perekonomian, di kerenakan telah banyak menguasai pasar.
Akan tetapi, di karenakan sekarang banyaknya negri-negri timur yang mendeka, maka haruslah mempunyai satu konsekwensi tentang perdagangan, agar budaya barat yang semula akan masuk menjadi kecil peluangnya untuk menguasai pasar.


2.Dorongan politik.


Politik pula salah satu upaya orientalisme dalam memasukkan berbagai pemikiran-pemikiran mereka, dengan demikian berbagai ideologi-ideologi barat yang di keluarkan akan mudah masuk dalam pemikiran-pemikiran muslim. Dengan melihat berbagai situasi sekarang, politik yang di kembangkan oleh negara-negara orientalis berujung memojokkan negara-negara muslim, atau dengan kata lain selalu berada diatas.
Akan tetapi, di masa-masa terakhir ini banyak pula negara-negara muslim atau negara timur yang berusaha dengan politik mereka sendiri, dengan kata lain, mereka
sudah mampu untuk berusaha sendiri dengan berbagai pemikiran-pemikiran mereka, dengan harapan mereka juga bisa lebih mudah mencapai negara yang demokratis dan aman.


1.Dorongan Ilmu Pengetahuan.


Kaum orientalis berniat meneliti perihal ketimuran dengan bersusah payah, membuang tenaga kerja, umur yang sangat berharga karena terdorong rasa ingin tahunya tentang budaya ketimuran. Dr. Mushtafa As-siba’i mengatakan bahwa sedikit sekali orang yang bercita-cita demikian, yakni yang terdorong dengan ilmu pengetahuan.
Artinya: mereka meneliti dan memplajari perihal ketimuran hanya karena mereka ingin tahu tentang kemajuan bangsa timur. Akan tetapi terdapat pula golongan-golongan yang meneliti karena dorongan ilmiah, dan banyak pula yang memeluk Islam kemudian. Sebagai contoh : Et-Dinet 1861-1292. Yang mana pada mulanya ia belajar di Prancis, kemudian menuju Al-jazair, dan berpindah tempat di setiap tahunnya.
Kemudian ia menyatakan keislamannya dengan mengganti namanya menjadi Nashruddin 1927 dan menunaikan ibadah haji. Di samping itu pula beliau telah banyak menerbutkan buku-buku. Diantaranya: Kehidupan orang arab, Timur menurut pandangan barat,dll. Kemudian ia wafat di prancis pada tahun 1929. Dan di kebumikan di Al-jazair.
Dengan demikian, maka banyaklah para orientalis yang memplajari daerah ketimuran, serta banyak menemukan hikmah di dalamnya, dan mereka pun menemukan kebenaran yang sesungguhnnya. Yaitu Islam.