Thursday, December 23, 2010

Filsafat Analitik

Pendahuluan

Filsafat merupakan suatu pola pemikiran yang penting dalam diri manusia, yang mana dengan berfilsafat sendiri manusia dapat memikirkan hal-hal yang tak akan mempunyai ujungnya dan selalu menpunyai tolak ukur yang menghubungkan antara satu dengan yang lainnya. Dan dengan berfilsafat, seolah-olah hal-hal yang di bahas itu pun tidak mempunyai rambu-rambu yang membatasinya, dalam hal ini tidak ada suatu halangan apapun dalam membahas filsafat. Karena sifat dari filsafat itu sendiri adalah misteri dan penuh dengan problema.
Dari sekian banyak tokoh-tokoh filsafat, mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, seperti contoh sebagaimana yang di katakan oleh Betrand Russel, ia berkata bahwasanya munculnya filsafat itu berasal antara konsep hidup & dunia1. Dan Thales(585 SM) pun beranggapan bahwa filsafat tersebut berasal dari air, demikian pula tokoh-tokoh filsafat lainnya mengatakan hal yang tidak sama mengenai asal mula filsafat.

Filsafat analitik & pengembangannya

Kata analitik sendiri secara epistemologi mengandung kata logis, mendalam, tajam, akurat, dan sistematis2. Sedangkan filsafat analitik ini mulai berkembang pada abad ke-20 di Inggris & Amerika serikat, yang mana dalam abad ini bertujuan agar filsafat mampu menganalisa bahasa, konsep-konsep bahasa, ungkapan-ungkapan bahasa agar lebih membentuk suatu kata yang paling logis serta cocok dengan makna-makna yang di hadapi. Dan hal yang terpenting dalam filsafat bahasa ialah pembentukan suatu definisi baik itu yang bersifat linguistik nyata ataupun yang bersifat konstekstual3.

Para Tokoh-Tokoh Filsafat Analitik:

Betrand Russel (1872-1970) Dalam Atomisme Logis
Betrand Russel merupakan salah satu tokoh Filfasat Analitik pada abad ke-19, yang mana Betrand ini mempunyai nama lengkap yaitu: Betrand Arthur William Russels yang lahir di Inggris pada tanggal 18 mei 1972, namun pada saat ia masih kecil, ia telah di tinggal oleh kedua orang tuanya, sehingga ia harus tinggal bersama neneknya & bersekolah di Inggris. Dan di Inggris pula Russels belajar ilmu-ilmu Fisika & Matematika di Trinity College, di Cambrigde. Selain itu pula Russell pernah mengajar di Cambridge, dan Amerika.
Pola Pemikiran Betrand Russell:
Pada awalnya Betrand Russell sendiri mempelajari keilmuan Fisika & Matematika, kemudian setelah bertemu dengan seorang filosof George Moore, maka ia mulai mempertimbangkan empirisme sebagai pola pemikiran filsafatnya sendiri. Dan selain itu pula Russel banyak bekerja sama dengan Whitehead(1861-1947) seorang pakar filsafat Matematika. Dan mereka ini pula bersama Fredge, hendak menurunkan matematika dari persamaan logika. Mengenai pemikiran betrand russel ini sendiri yaitu: mencoba menggabungkan logika Fredge dengan empirisme yang mana sebelumnya telah di rimuskan oleh David Hume.
Serta menurut Russel, dunia terdiri dari fakta-fakta aktomis(atomic fact) yang mana dalam konteks ini kalimat-kalimat baru ini lah yang bisa di katakan bermakna, jika kalimat-kalimat ini langsung berkorespondensi dengan fakta-fakta aktomik. Kemudian pemikiran Russel, ini menawarkan suatu solusi untuk keluar dari atomisme logic, yang mana menurut Russel ini sendiri atomisme logic tersebut mengajarkan bahwa bahasa keseharian itu mempunyai arti yang kurang baik.
Kemudian, Russel menggambarkan filsafat sebagai daerah yang tak di ketahui, yang mana terdapat perbandingan antara teologi & ilmu pengetahuan. Dan perbandingan itu dapat di lihat antara ilmu pengetahuan yang mana ilmu pengetahuan itu berbicara mengenai hal yang di ketahui, sedangkan filsafat berbicara hal-hal yang tak di ketahui. Dan pemikiran Russel pun lebih terarah pada teori pengetahuan & linguistik, sehingga Russel pun di kenal sebagai tokoh Filsafat analitik4.
Betrand Russel pula mempunyai tiga tujuan pokok yang ingin ia wujudkan, yaitu:
  1. Mengembalikan pengetahuan–pengetahuan yang di miliki manusia kedalam bahasa yang paling sederhana penerapannya, yang mana menurut Russel sendiri penegetahuan-pengetahun tersebut masih menggunakan pola bahasa yang sulit untuk di terima.
  2. Menghubungkan logika dan matematika. Karena menurut Russel sendiri seluruh matematika dapat di kembalikan dalam prinsip-prinsip logis. Ia pula tak setuju bahwa di dalam pendidikan, jurusan ilmu pasti di pisahkan dengan jurusan sastra. Yang mana menurut Russel sendiri logika dan matematika tidak hanya penting buat bahasa, melainkan sebagai bahasa pengantar matematika.
  3. Analisa bahasa. Yang mana antara kesadaran & materi itu merupakan dua fenomena yang satu, dua cara untuk memberikan struktur bagi unsur-unsur netral yang sama pula. Dan analisa bahasa yang benar, dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang benar.5
Selain ide-ide tersebut, Betrand pula mempunyai pemikiran-pemikiran yang lain mengenai atomisme logic ini, salah satu contohnya: ia mengatakan bahwa sesungguhnya Grammar yang di pergunakan dalam bahasa sehari-hari itu adalah tidak tepat. Dan menurut Betrand, dunia ini terdiri dari fakta-fakta atomis, yang mana hanya bahasa-bahasa tertentu sajalah yang dapat memahami fakta-fakta tersebut, dan bahasa-bahasa itulah merupakan bahasa yang shahih.
Maka dengan berbagai ide-ide itulah Betrand Russel menekankan bahwa konsep atomismenya tidak di dasarkan pada metafisika, tetapi lebih cendrung kepada logika. Karena menurut Betrand sendiri logika merupakan dasar sebuah filsafat. Dan pemikiran Betrand inilah yang di namakan atomisme logis.

Ludwig Wedgsetein
Ludwig widtgestein di lahirkan di kota wina(austria) pada tanggal 26-april-1889 dari 8 bersaudara. Dan ayahnya ini merupakan penganut agama kristen protestan serta ibunya beragama katolik. Dan pada tahun 1906 ia menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Teknik Berlin. Dan setelah itu ia pindah ke Inggris untuk melakukan suatu penyelidikan selama 3 tahun. Usaha witgestein dalam berkecimpung di dunia filsafat pun semaikin besar, ini terbukti akan ketertarikannya pada buku Betrand Russel dan kemudian memplajarinya. Kemudian pada tahun 1939, Witgestein pun menggantikan G.E Moore sebagai guru besar filsafat di Inggris. Dan karyanya yang paling besar ini ialah Logical positivism & lingustic alnalisic semantic6.
Pemikiran Wedgestein:
Periode I, Tractatus logico-philosopicus.
Dalam periode ini Weidgestein mempunyai 2 pemikiran, yaitu:
  1. Dunia itu tidak terbagi atas benda-benda, melainkan terbagi atas fakta-fakta. Dan pada nantinya akan menjadi kumpulan fakta-fakta atomis tertentu.
  2. Setiap proposisi itu pada nantinya akan meleburkan diri melalui suatu analisis, kemudian menjadi suatu fungsi kebenaran tertentu yang khas dari sebuah preposisi elementer, yang mana dalam preposisi ini hanya mempunyai satu analisa akhir.
Menurut Wedgestein, yang di maksud dengan fakta ialah suatu peristiwa atau keadaan. Dan peristiwa ini adalah kombinasi dengan hal-hal yang berada di dunia. Kemudian ia mengatakan pula bahwasanya dunia itu bukan terdiri dari benda-benda, dan benda-benda itu bukan termasuk bagian dari dunia. Namun, suatu objeklah yang merupakan suatu substansi dari dunia.
Jadi menurut wedgestein, bahwasanya sebuah fakta itu adalah suatu keberadaan peristiwa. Yaitu bagaimana objek-objek tersebut memiliki suatu interellasi dan keadaan, hubungan, kualitas, ruang, dan waktu.
Periode II, Philosopical Investigation.
Dalam periode ini tertulis beberapa pasal-pasal, yang mana dalam hubungan itu tidak terlalu erat antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi dalam periode yang ke dua ini Wedgestein menolak pendapatnya sendiri, yang mana ia mengatakan:
  1. Bahwa bahasa yang di pakai hanya untuk satu tujuan saja, yakni menetapkan state of affair atau keadaan-keadaan faktual saja.
  2. Bahwa kalimat-kalimat mendapatkan maknanya hanya dengan faktual saja.
  3. Setiap jenis bahasa dapat di rumuskan ke dalam bahasa logika yang sempurna, walaupun di lihat dari sudut pandang yang berbeda.
Dalam philosopical Wedgestein, ia menolak pendapatnya yang pertama, di karanakan bahasa itu di gunakan tidak hanya untuk mengungkapkan preposisi-preposisi logis tapi di gunakan untuk banyak cara yang berlainan antar satu dengan yang lainnya, seperti pembenaran, perintah, dan yang lainnya.
Kemudian, dalam philosopical investigation ini ia memakai istilah language games(permainan bahasa) yang mana dalam permainan bahasa ini ia menggambarkan tentang aktivitas manusia. Dalam maksud disini jika ilmu pengetahuan saja mempunyai permainan bahasanya sendiri, maka manusia pun mempunyai aturannya sendiri pula dalam permainan bahasa agamanya.
Maka dalam hal ini, melalui konsep tata permainan bahasa, wedgestein menunjukkan bahwasanya terdapat berbagai kelemahan bahasa dalam berfilsafat, dan fungsi dari filsafat itu sendiri ialah bahwasanya filsafat harus menyelidiki macam-macam permainan bahasa yang berbeda, menunjukkan logikanya, dan menunjukkan aturan yang berlaku di dalamnya.
Dengan demikian, maka dalam wedgestein ini, ia mempunyai dua periode dalam pemikirannya. Dan dalam pemikirannya ini, ia menolak ide-idenya yang pertama karena suatu sebab dan faktor-faktor tertentu. Maka tidak jarang bahwasanya dalam era wedgestein ini mempunyai dua nama, yaitu wedgestein I dan wedgestein II.
Kesimpulan
Dalam berbagai hal tersebut diatas, maka akan tampak bagaimana filsafat analitik itu berkecimpung dalam dunia filsafat, sebagaimana yang telah di plopori tokoh-tokohnya,baik itu Betrand Russel maupun Wedgestein, yang mana dalam dua pemikir ini mempunyai urgensi-urgensi pemikiran yang berbeda-beda. Akan tetapi dalam perbedaan ini, mereka pun masih berkutat pada pemaknaan bahasa itu sendiri, yang mana dalam pemikiran mereka bahasa perlu di perbaharui lagi, agar menjadi suatu susunan bahasa yang sistematika & objektif.
Dengan demikian, pamakaian bahasa dalam filsafat analitik ini perlu pendalaman dan pengetahuan yang pasti, agar penciptaan suatu bahasa dapat di terima & di pakai dalam urgensi atau penempatannya masing-masing tanpa adanya suatu kerancuan atau kesalahan dalam penempatannya maupun dalam pemaknaannya. 
Daftar Pustaka
Russell,Betrand.History of Western Philosofy,Oxford:Alden Press,1974
Hidayat,Asep Ahmad.Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa,Makna Dan Tanda,Bandung;Rosda,2006
Abbas M Hamami,Teori-Teori Epistemologi Common Sense,Yogyakarta;Paradigma Offset,2003

1 Bertrand Russel, History of Western philosophy (Oxford: Alden Press, 1974), page. 13

2 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2006), hlm. 24

3 Ali Mudhofir, Kamus Teori dan Aliran Dalam Filsafat dan Teologi (Cet I; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), hlm. 8

4 Hamami M Abbas, Teori- Teori Epistemologi Common Sense,(Yogyakarta; Paradigma Offset,2003)hlm:28

5 Asep Ahmad Hidayat,Filsafat Bahasa Menggungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda,(Bandung; Rosda,2006)hlm 48

6 K. Bertens, Filsafat Barat Kontempoter  Inggris-Jerman ( Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama, 2002)hlm:41

Thursday, December 16, 2010

Layanan konseling untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa

1. Pendahuluan
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya (Winkel, 2004)
Menurut Kartini Kartono (2002) penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok akan saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus. Konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah dan mengambil keputusan yang tepat dari konflik yang dialamimya dan untuk meningkatkan tujuan diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Dengan  demikian konseling kelompok memberikan kontribusi yang penting dalam meningkatkan penyesuaian diri, apalagi masalah penyesuaian diri merupakan masalah yang banyak dialami oleh siswa sehingga untukmengefisiensikan waktu konseling kelompok dimungkinkan lebih efektif dibandingkan layanan konseling individual.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Zakiah Darajat (1985: 24-27) mengemukakan faktor-faktor yang  mempengaruhi penyesuaian diri seseorang adalah sebagai berikut:
a.   Frustasi (Tekanan Perasaan)
Frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk segera dipenuhi, namun ada kalanya kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi karena adanya halangan tertentu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk sementara atau ia dapat menerima frustasi itu untuk sementara sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkan mencapai keinginannya itu. Tetapi jika orang itu tidak mampu menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitarnya atau ia akan berusaha mencari kepuasan dalam khayalan. Apabila rasa tertekan itu sangat berat sehingga tidak dapat diatasinya mungkin akan mengakibatkan gangguan psikologis pada orang tersebut. Keadaan demikian apabila yang bersangkutan memandang faktor ini sebagai sesuatu yang biasa tanpa beban maka frustasi itu tidak terlalu dipandang sebagai sesuatu yang menghambat penyesuaian diri seseorang terhadap keadaan sekitarnya.
b.   Konflik (Pertentangan Batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
Konflik dapat terjadi karena dua hal yang sama-sama diinginkan tetapi antara keduanya tidak mungkin dicapai secara bersamaan, selain itu konflik juga terjadi karena dua hal yang pertama diinginkan sedangkan yang kedua tidak disenanginya dan dapat pula terjadi terhadap dua hal yang sama-sama tidak diinginkannya. Keadaan-keadaan seperti ini sangat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang karena seseorang dihadapkan pada suatu pilihan yang menyebabkan perasannya selalu terombang-ambing.
c.   Kecemasan
Kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur pada saat orang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin.
Rasa cemas dapat timbul karena menyadari akan bahaya yang dapat mengancam dirinya. Cemas dapat juga berupa penyakit yang terlihat dalam beberapa bentuk seperti cemas dalam bentuk takut akan benda-benda seperti darah, orang ramai dan lain-lain. Selain itu, cemas dapat juga timbul karena perasaan berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.
Penyesuaian diri terdiri dari dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial, namun Hurlock (1999)  tidak membedakan secara tegas ciri-ciri penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.  Menurut Hurlock, cirri-ciri orang yeng berpenyesuaian baik adalah:
1.Mampu bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai dengan usia.
2.Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang sesuai untuk tiap tingkat usia dan kemampuan yang dimilikinya, misal kegiatan olah raga, pramuka, PMR dan lain-lain.
3.Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup, mengadakan komunikasi dengan lingkungan.
4.Segera menangani masalah yang menuntut penyelesaian masalah, misalnya konflik dalam pribadi.
5.Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
6.Mengambil keputusan dengan senang tanpa konflik dan tanpa banyak menerima nasehat. Artinya segala sesuatu yang diputuskan itu benr tanpa mendapat bantuan dari orang lain.
7.g.   Belajar dari kegagalan dan tidak mencari-cari alasan untuk menjelaskan kegagalan. Anak mampu menilai dari kegagalan untuk dijadikan dasar mengadakan perubahan dalam tindakan berikutnya.
8.g.   Dapat mengatakan “tidak” dalam situasi yang membahayakan kepentingan sendiri. Hal ini biasanya diucapkan atau dilakukan anak dalam kelompok mereka.
9.h.   Dapat mengatakan “ya” dalam situasi yang pada akhirnya akan menguntungkan. Pernyataan ini juga dapat dilakukan oleh anak-anak dalam kelompok tertentu.
10.Dapat menunjukkan kasih sayang secara langsung dengan cara dan takaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
11.Dapat menahan sakit dan frustasi, emosional bila perlu. Pernyataan-pernyataan ini biasanya dilakukan oleh anak dalam pembelaan terhadap kelompoknya maupun pembelaan terhadap pribadi.
12.Dapat berkompromi bila menghadapi kesulitan. Hal ini menunjukkan anak ada kemampuan untuk menyesuaian diri dalam lingkungannya.
13.Dapat memusatkan energi pada tujuan yang penting artinya anak lebih  ,elakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
14.Menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan yang tak kunjung  terakhir. Ini menuntut anak untuk selalu mengadakan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman.
3. Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok  memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri.
Pendekatan ini menitik beratkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.
Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempathi dengan tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka.
Dalam konseling kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok para anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang dimaksud terutama adalah dikembangkannya kemampuankemampuian sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima, toleran, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokrtis, memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan kemandirian yang kuat merupakan arah pengembang pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu.
Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok berinteraksi antar pribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan, diharapkan tujuantujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman.
Pendekatan interaksional merupakan pendekatan yang digunakan dalam layanan konseling kelompok. Pendekatan ini menitikberatkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk  mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.
Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempathi dengan tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka.
4. Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa
Konseling kelompok merupakan tempat bersosialisasi dengan anggota kelompok dimana masing-masing anggota kelompok akan mamahami dirinya dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya, selain itu dalam layanan konseling kelompok ketika dinamika kelompok sudah dapat tercipta dengan baik ikatan batin yang terjalin antar anggota kelompok akan lebih mempererat hubungan diantara mereka sehingga masing-masing individu akan merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain, serta timbul penerimaan terhadap dirinya sendiri.
Keefektifan layanan konseling kelompok telah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian eksperimen, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Atik Siti Maryam dengan judul “ Keefektifan Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh layanan konseling kelompok terhadap kepercayaan diri siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Partono dengan judul “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok terhadap Pengembangan Kecerdasan Emosional”. Pada bagian membina hubungan diperoleh data bahwa sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok sebesar 74% dan setelah mendapatkan layananan konseling kelompok meningkat menjadi 79% dan pada bagian mengelola emosi diperoleh data bahwa sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok sebesar 78% dan setelah mendapatkan layanan konseling kelompok meningkat menjadi 82%.
Konseling kelompok sebagai layanan yang dipandang mempunyai kontribusi yang penting bagi kelompok sangat membantu siswa untuk meningkatkan penyesuaian diri. Corey (1985) menerangkan bahwa konseling kelompok sangat berguna bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, konflik dan merealisasikan bahwa mereka senang berbagi perhatian dalam kelompok. Corey (1985: 9) juga menerangkan bahwa konseling kelompok remaja mempunyai keunikan memberikan kesempatan untuk menjadi instrumen bagi perkembangan pribadi orang lain, karena kesempatan untuk berinteraksi sangat membantu situasi kelompok sehingga para anggotanya dapat menyampaikan apa yang diinginkan dan dapat saling membantu dalam hal pengertian dan penerimaan diri.
5. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa membina layanan bimbingan kelompok akan meningkatkan hubungan dan mengelola emosi. Karena membina hubungan dan mengelola emosi juga termasuk dalam indikator penyesuaian dirimaka dapat simpulkan  bahwa konseling kelompok juga efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri.
b. Saran
1)    Guru pembimbing hendaknya berusaha memberikan layanan kelompok dengan memanfaatkan jam bimbingan konseling secara efektif untuk membantu memecahkan masalah siswa termasuk meningkatkan penyesuaian diri siswa serta dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam layanan konseling kelompok.
2)    Kepala sekolah perlu memberikan jam khusus minimal 1 jam pelajaran per minggu kepada guru bimbingan konseling agar guru bimbingan konseling dapat melaksanakan program bimbingan yang telah dibuat, baik bimbingan kelompok maupun bimbingan personal
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 1985. Theory and Practice of Group Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company diunduh dari http://www.4shared.com
Daradjat, Zakiah. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gunung Agung
Fahmy, Musthafa. 1982. Penyesuian Diri. Jakarta: Bulan Bintang
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Iskandaryah, Aulia.2005. Remaja dan Masalahnya, Makalah, Universitas Pajajaran, Bandung diunsuh dari http://www.digilib.unpad.ac.id
Kartini, Kartono. 2000, Hygiene Mental, Bandung, Mandar Maju
Partono. 2004. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok terhadap Pengembangan Kecerdasan emosional (Penelitian eksperimen pada Siswa SMK Negeri 8 Semarang). Skripsi. BK, FIP, UNNES diunduh dari http://www.digilib.unnes.ac.id
Siti Maryam, Atik. 2002. Keefektifan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas I SMU Negeri I Ungaran).Skripsi. BK, FIP, UNNES diunduh dari http://www.digilib.unnes.ac.id
Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Wednesday, December 8, 2010

macam-Macam J0mblo

Jomblo itu mungkin kalo di katakan kayaknya lebih mirip dengan “orang yang mau sendiri tanpa kehadiran pasangan disisinya”. Akan tetapi kadangkalanya jomblo tu suka nyari-nyari perhatian ma orang-orang yang dianggap dia cantik atau anggun….

Nah perlu di katahui bahwa macam-macam “spesies ” jomblo yang kita ketahui itu buanyaaaa.. K banget,,!!! jangan di kira jomblo itu Cuma satu, padahal kalo do lihat lebih jauh…, macam-macamnya komplit bo!! Hehehe

Dari yang (CupiZ) “cupu abizZZ” nyampe yang g0kil ….. semua ada disini,, so,, umpama kamu-kamu nemuin ada temen yang kayak gini,, capa tau dia termasuk yang di dalamnya,, OK !!

_Jomblus Underdogus
Yang pertama adalah jomblus underdogus, yang bisa kita sebut sebagai JOMBLO tipe-A.
Jomblo ini cenderung mempunyai nasib buruk dalam segala hal yang berhubungan dengan perempuan. Ketika ada kesan bahwa nasibnya membaik jangan buru-buru bahagia sebab nasib baik tersebut akan berputar arah kembali menjadi buruk. Apa yang dimiliki jomblo ini sangat minim, baik kelebihan maupun kekurangan. Tidak ada yang terlalu menonjol dari jomblo
ini, yang menyebabkan jarang bagi lawan jenis untuk melirik/melihat.
Kunci jomblo ini dalam mencari pasangan adalah PeDe, karena hanya dengan percaya diri Yang kuat disitu terletak perjalanan cinta yang nikmat.

Karakteristik dari jomblo ini adalah:
* Penampilan pas pas-an
* Aura negatif
* Pribadi menarik
* Harga diri rendah

_Jomblus Playboynus
Berikutnya adalah jomblus playboynus, atau kita sebut JOMBLO tipe-B. Jomblo tipe ini banyak ditemukan di sekitar kita. Jomblo yang terlihat nasibnya jauh lebih baik dari kita dalam hal mencari pasangan. Berbeda dengan tipe sebelumnya, jomblo ini mempunyai banyak kelebihan terutama bagian external.
Seringkali kita bisa melihat jomblo tipe ini harus menyaring lawan jenis yang berdatangan ke arahnya. Kelebihan jomblo ini dimulai dari penampilan fisik, kemampuan berbicara, kelihaian dalam pendekatan wanita dan lain-lain. Jomblo ini memilih untuk tidak mencari satu pasangan melainkan beragam pasangan. Meskipun terlihat serba hoki dori jomblo ini tetap mempunyai kelemahan. Ketidakmampuan jomblo ini dalam membina hubungan 'one on one' mungkin disebabkan karena kurangnya pengalaman berhubungan serius.

_JOMBLOlOLOGY
Karakteristik jomblo ini adalah:
* Penampilan menarik
* Aura magnetik
* Jago speak-speak
* Takut terikat

_Jomblus Misterius
Kepribadian yang tersembunyi adalah sifat jomblus misterrius yang paling
menonjol. JOMBLO tipe-C ini sangat 'introvert'. Dari 100% yang ada di dalam pikirannya, hanya 10%-20% yang terekspresikan keluar. Jomblo ini kurang percaya diri hingga menyebabkan banyak sekali keinginan dan tekad yang tidak terlaksanakan. Sebenarnya potensi jomblo ini besar dan penampilan secara fisikpun tidak mengecewakan, namun jomblo ini tidak dapat menggunakan kelebihan-kelebihannya sebagai alat komunikasi yang handal terhadap lawan jenis.
Jomblo seperti ini cenderung menjadi pasangan yang setia karena perjuangan dan jerih payahnya untuk mendapatkan pasangan yang dia inginkan sangat berarti, sehingga beruntunglah untuk lawan jenis yang bisa melihat potensi jomblo yang satu ini.
Karakteristik jomblo ini adalah:
* Potensi tinggi
* Alat komunikasi lemah
* Pemburu jarak jauh
* Plin plan

_Jomblus Ditolakterus
Sulit sebenarnya untuk menjelaskan secara detail tipe jomblus ditolaktrus
ini. JOMBLO tipe-D ini adalah tipe jomblo yang paling unik - namun bukan dalam arti positif.
Perilaku dan motivesi jomblo ini sulit untuk diperhitungkan. Banyak sekali tindakan-tindakan yang tidak masuk akal yang dilakukan jomblo ini dalam mencari lawan jenis. Apa yang terlihat diluar kemungkinan itu juga yang akan terlihat dari dalam. Mungkin ini satu-satunya dimana kita
bisa 'judge the book by its cover'. Penampilannya yang kurang memadai menjadi suatu kelemahan yang mutlak dalam mencari pasangan. Namun jomblo ini tidak semuanya negatif, secara kepribadian dan sifat dasarnya
jomblo ini adalah manusia yang jujur, setia dan baik hati.
Karakteristik jomblo ini adalah:
* Penampilan tidak memadai
* Invisible bagi lawan jenis
* Perilaku tidak jelas
* Lain dari yang lain

Tuesday, December 7, 2010

sejarah Perkembangan Orientalisme

Orientalisme, mempunyai misi-misi tertentu dalam melancarkan rencana-rencana untuk memplajari Islam secara menyeluruh. Yang mana di mulai dari masuknya mereka dalam berbagai perguruan islam serta memplajari segi keilmuannya.
Pada awalnya zaman keemasan islam terjadi pada abad ke-7 sampai ke 13 masehi. Dan disinilah muncul tentang tanggapan negative mengenai Islam.w mongomary watt pula mengatakan bahwa “ada citra standar” yang telah terbangun oleh para para teologi Kristen dan masyarakat eropa.
Kesan-itu mempunyai arti bahwa agama islam merupakan agama yang menganut kekerasan. Agama yang menyebarkan pedang sebagai alat untuk kekerasan. Sehinga pada saat itu umat Kristen sangat membenci umat islam. Anggapan ini mulai muncul di mana ekspansi umat islam meluas di wilayah Byzantium dan juga karena terbatasnya informasi mengenai Islam.

Pada fase kedua : Era perang salib.

Upaya pendekatan para orientalisme pada dunia islam makin dekat, ini terbukti setelah adanya perang salib, para ilmuan yang berasal dari eropa semakin banyak memplajari islam. Dikarenakan banyaknya sumber keilmuan yang berbahasa arab, maka para ilmuan pun berusaha untuk mengkaji lebih dalam mengenai bahasa arab, dengan upaya penyelidikan filologi berbahasa arab, ini terjadi pada abad 15-16 Masehi. Para tokoh tersebut adalah : Guillaume Postel pada tahun 1540-1581, Thomas Van Erpe pada tahun 1584-1624, Francis Van Ravelingen pada tahun 1539-1597, Jacob Golius pada tahun 1596-1667, dan George Sale di tahun 1697-1736. setelah para ilmuan-ilmuan ini menuntut keilmuan didirikanlah berbagai unversitas yang berkembang di berbagai Negara-negara.
Pada tahun 1539 di sourbonne, prancis talah didirikan pusat bahasa arab oleh College De France, serta pada tahun 1613 telah didirikan pula uneversitas yang sama yang bertempat di Belanda. Serta dalam selang beberapa tahun Oxford & Cambridge ini mendirikan sebuah kajian ketimuran. Dan akhirnya pada abad ke-18 terlihatnya tanda-tanda untuk mempelajari Islam (ketimuran) dalam berbagai sudut pandang yang memadai.


Pada fase ketiga : pada era kolonialisme serta imperalisme Eropa keseluruh dunia non barat, khususnya Islam.

Pada masa ini merupakan masa yang bisa di sebut sebagai pelengkap dari kedua masa sebelumnya, mengapa ? karena pada masa ini dunia timur bukan lagi menjadi pusat kajian keilmuan, tapi telah menjadi objek kekuasaan dan kesewenang-wenangan oleh bangsa yang lebih kuat dari yang lainnya. Disebabkan karena mereka lebih menguasai daripada bangsa aslinya. Dan yang menyebabkan ini semua adalah ide Evanjelisme. Yang mana ide evanjelisme ini menganut system”keinjilan” atau Gospel Kristen, yang mana segala dosa bisa di tebus dan di terima. Evanjelisme ini telah menciptakan konfrontasi antara Kristen Eropa dengan muslim pada kala itu dsalam skala lebih besar dari yang sebelumnya karena pertumbuhan Misionaris sangat teroganisasi dengan baik serta atas perluasan Eropa dengan wilayah-wilayah Muslim.
Pada abad ke-19 yaitu ketika kolonialisme mencapai titik puncaknya, terdapat dua penilaian terhadap Islam:


Pertama : Menganggap Islam sebagai mushy atau rival Kristen,
kedua : Menganggap Islam sebagai bentuk dari pencapaian akal serta upaya untuk
mengetahui serta menjerumuskan Tuhan & alam.


Serta terdapat tokoh-tokoh orientalis pada masa ini. Diantaranya :


1.Thomas Valphy French (1828-1891)
2.Sir Willyam Munir (1819-1905)
3.Riainhart Dozy (1820-1883)
4.Michelle Amari (1806-1893)
5.Ignaz Gholzhier (1850-1921)
6.Christian Snouck Hurghronje (1857-1936)
7.Carl Heinrich Bekker (1876-1933)
8.Duncan Black Mc.Donald (1892-1925) 19 note


Akan tetapi dari segenap orientalis yang sangat tidak menyukai Islam, terdapat pula kalangan orientalis yang menyukai Islam, di antaranya :
1.louis Masignon.
2.W. Monthgomery Watt,
3.Wc Smith
4.Hendri Corbin
5.Titus Bucrkhard.


Setelah perang dunia ke-II maka muncullah berbagai kajian-kajian ketimuran, serta pertumbuhan-pertumbuhan yang mempercepat tumbuhnya orientalisme sebagai obkjek akademis untuk di pelajari, para-para tokoh penyebab proses ini adalah:
1. Ira M Lapidus, dengan bukunya :A History of Islamic Societis (1988)
2. Bernard Lewis, dengan bukunya: The Islamic World (1989) dan The Political Language of Islam (1988)
3. Gustav Von Grunabeum, dengan bukunya : Modern Islam, Medivel Islam, Classic Islam. Selain itu pula terdapat tokoh-tokoh lain, seperti:
Clonde Cahen (1909), Philip K Hitti (1886-1974), Giorgio Levi Della Vida (1886-1967) 20 note




Pada perkembangan selanjutnya, orientalisme, bukan lagi objek yang mempunyai keyakinan sendiri bagi seluruh peneliti-penelitinya, akan tetapi dia telah berubah menjadi objek kajian yang terus menerus dilakukan. Ini yang menyebabkan tersebarnya metode-metode tentang orientalis pada kala itu
Selain itu pula datanglah berbagai kritikan-kritikan dari para ahli barat sendiri, yang mana mereka akan kurang menyukai dengan istilah orientalisme, bahkan mereka labih senang di sebut dengan istilah: Islamology atau Egypologi. Ini terjadi dimana saat itu orientalisme bukan menjadi kebanggaan di kala itu.
Menyusul itu pula mulai tumbuhnya unversitas-universitas muslim yang mempelajari tentang objek dari orientalisme itu sendiri. Serta menanamkan unsur-unsur ketimuran
dalam membaca maupun mengkaji budaya barat. Inilah yang di sebut dengan istilah Ilmu Oksidentalisme.


FAKTOR-FAKTOR PENDORONG ORIENTALISME


 1.Masuknya Kristenisasi.

Dengan berbagai cara pula kristenisasi masuk di kalangan orang-orang tak mampu. Yaitu karena minimnya biaya hidup, serta kurangnya kesejahtraan yang memadai menjadi salah satu penyebab mereka berpaling dari agama mereka sebelumnya. Seperti yang telah terjadi di belahan daerah-daerah yang tertinggal, merekapun setiap harinya mendapat berbagai suplai, baik itu berupa kebutuhan pokok, maupun yang bersifat primer atau perlengkapan.
Kristenisasi pula pada hakekatnya telah ada pada zaman penjajah dahulu. Yang mana pada awal kedatangan mereka di bumi Indonesia mereka bermaksud untuk bekerjasama dengan pemerintah pada kala itu, akan tetapi melihat potensi bangsa Indonesia yang kaya akan hasil bumi pada waktu itu maka belanda pun menjajah negri ini dengan kurun waktu yang lama.
Perlu di ketahui, pada masa orientalisme, para pendeta-pendeta dengan semangat memplajari Islam dari berbagai sisi. Sehingga peran mereka dalam menyebarkan pemikiran orientalisme berkembang cukup sempurna. Diantara mereka:
1.Jebert de oraliac (938-1003)
Seorang pendeta dari kebangsaan prancis yang belajar di andalusia dan belajar hal pengetahuan bahasa arab. Sehingga dia mengetahi betul menganai bahasa arab, ilmu Falaq, dan yang lainnya. Kemudian dia di angkat menjadi Paus pertama di prancis pada tahun 999-1003.
2.Dicuil, seorang pendeta Irlandia yang namanya terkenal pada tahun 1125 di karenakan menyelidiki Pyramida dan keislaman Mesir.
3.Pierre Le Venerable (1094-1156)
Seorang pendeta prancis yang pergi ke Andalusia untuk meneliti kebudayaan Islam, kemudian ia kembali ke negaranya dan menyusun buku untuk bertujuan menentang orang Islam dan Yahudi
1.Menjerumuskan umat islam dengan berbagai aliran yang menyesatkan.
Berbagai cara serta upaya para orientalis menjerumuskan umat muslim tentunya bisa kita kajiulang mengenai hal-hal tersebut. Salah satu contohnya dengan menebarkan berbagai aliran-aliran atau pemikiran-pemikiran yang telah di pelajari. Diantaranya adalah :


2.Matrealisme


Ciri-ciri ini merupakan suatu karakter yang mudah di jumpai di berbagai kalangan. Yang mana sebagian orang yang berkarakter seperti ini cedrung menyukai hal-hal yang bersifat kebendaan. Dan itu semua harus di dapatkan dengan waktu yang singkat. Dengan artian bahwa sekelompok orang yang seperti ini mempunyai faham kebendaan dalam fikiran mereka. Serta seperti apa yang di firmankan oleh Allah dalam surah Al-Qiyamah ayat 20-21
Yang artinya :
Ingat, bahkan kamu suka yang segera dan tinggalkan akherat.


Serta dalam surah Al-insan ayat 27
Yang artinya :
 Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).


Dalam kandungan kedua isi surat tersebut di jelaskan bahwa pada zaman sekarang ini berbagai cara dapat di lakukan agar terpenuhinya kebutuhan hidup, serta ada pula
yang menyegerakan sesuatu yang di inginkannya, maksud disini adalah cepatnya seseorang ingin mencapai suatu tujuan hidupnya (freedoom) tanpa memikirkan dampak-dampak setelah itu.
Hal seperti ini telah dapat di jumpai di sekitar kita. Bahkan bukan menjadi suatu hal yang biasa jika kita melihat seseorang dengan cepat mendadak naik kebutuhan hidupnya maupun status sosial yang di sandangnya. Padahal saat sebelumnya ia terlihat biasa-biasa saja.


1.Dorongan perniagaan.


Perdagangan sendiri menpunyai peranan cukup besar dalam sektor-sektor tertentu.apalagi mengenai negara-negara maju yang melempar usaha-usahanya di negara-negara timur. Yang mana negara-negara barat sendiri harus betul-betul mengetahui di mana letak kekurangan negri yang akan mereka lempar prusahaannya.
Dengan demikian, peluang usaha di dalam negri itu menjadi kecil, di karenakan kalah akan persaingan dengan negara barat. Maka upaya-upaya industri barat yang sudah merambat dengan mudahnya akan mematikan sektor perekonomian, di kerenakan telah banyak menguasai pasar.
Akan tetapi, di karenakan sekarang banyaknya negri-negri timur yang mendeka, maka haruslah mempunyai satu konsekwensi tentang perdagangan, agar budaya barat yang semula akan masuk menjadi kecil peluangnya untuk menguasai pasar.


2.Dorongan politik.


Politik pula salah satu upaya orientalisme dalam memasukkan berbagai pemikiran-pemikiran mereka, dengan demikian berbagai ideologi-ideologi barat yang di keluarkan akan mudah masuk dalam pemikiran-pemikiran muslim. Dengan melihat berbagai situasi sekarang, politik yang di kembangkan oleh negara-negara orientalis berujung memojokkan negara-negara muslim, atau dengan kata lain selalu berada diatas.
Akan tetapi, di masa-masa terakhir ini banyak pula negara-negara muslim atau negara timur yang berusaha dengan politik mereka sendiri, dengan kata lain, mereka
sudah mampu untuk berusaha sendiri dengan berbagai pemikiran-pemikiran mereka, dengan harapan mereka juga bisa lebih mudah mencapai negara yang demokratis dan aman.


1.Dorongan Ilmu Pengetahuan.


Kaum orientalis berniat meneliti perihal ketimuran dengan bersusah payah, membuang tenaga kerja, umur yang sangat berharga karena terdorong rasa ingin tahunya tentang budaya ketimuran. Dr. Mushtafa As-siba’i mengatakan bahwa sedikit sekali orang yang bercita-cita demikian, yakni yang terdorong dengan ilmu pengetahuan.
Artinya: mereka meneliti dan memplajari perihal ketimuran hanya karena mereka ingin tahu tentang kemajuan bangsa timur. Akan tetapi terdapat pula golongan-golongan yang meneliti karena dorongan ilmiah, dan banyak pula yang memeluk Islam kemudian. Sebagai contoh : Et-Dinet 1861-1292. Yang mana pada mulanya ia belajar di Prancis, kemudian menuju Al-jazair, dan berpindah tempat di setiap tahunnya.
Kemudian ia menyatakan keislamannya dengan mengganti namanya menjadi Nashruddin 1927 dan menunaikan ibadah haji. Di samping itu pula beliau telah banyak menerbutkan buku-buku. Diantaranya: Kehidupan orang arab, Timur menurut pandangan barat,dll. Kemudian ia wafat di prancis pada tahun 1929. Dan di kebumikan di Al-jazair.
Dengan demikian, maka banyaklah para orientalis yang memplajari daerah ketimuran, serta banyak menemukan hikmah di dalamnya, dan mereka pun menemukan kebenaran yang sesungguhnnya. Yaitu Islam.